Tangerang,faktahukumnews-Situasi keamanan di Kampung Damprit, RT 002/003, Desa Kedaung Barat, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, semakin mengkhawatirkan. Sebelum penemuan busur panah, warga sudah menerima informasi bahwa kelompok gengster berencana membuat kerusuhan di depan Kantor Desa Kedaung Barat pada malam harinya. Bahkan, beredar sejumlah video yang menunjukkan aksi para gengster, membuat warga semakin resah.
Informasi ini diperkuat dengan pesan peringatan yang sebelumnya telah beredar:
“Informasi Ini GENG ada di Kedaung Barat. Malam ini akan Main di Depan Kantor Desa Kita. Makassar di Belakang Alfamart Kp Kedaung Barat RT 001/001.”
Selain pesan tersebut, beredar pula beberapa video di media sosial yang memperlihatkan sekelompok remaja bersenjata tajam, diduga sebagai bagian dari gengster yang hendak beraksi. Dalam video tersebut, terlihat beberapa orang memamerkan senjata seperti celurit dan busur panah dengan latar suara yang menantang kelompok lain, memicu kekhawatiran akan terjadinya bentrokan di sekitar wilayah Kedaung Barat.
Kekhawatiran itu semakin terbukti ketika pada Minggu (16/02/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, Ustadz Abi Kandar sendiri menemukan sebuah busur panah tergeletak di kolong Majlis Nurul Huda. Penemuan ini langsung menambah kecemasan warga, terutama para jamaah dan penduduk sekitar yang khawatir akan meningkatnya aksi kekerasan di lingkungan mereka.
Pimpinan pengasuh Majlis Nurul Huda, Ustadz Abi Kandar atau yang akrab disapa Ki Pantun, menyoroti kejadian ini dengan nada keras dan menegur para orang tua yang membiarkan anak-anak mereka berkeliaran di malam hari.
“Ini bukan sekadar mainan! Kalau sudah ada busur panah, ini jelas bukan perbuatan anak baik-baik. Saya sudah lama mengingatkan, tapi masih ada saja anak-anak yang nongkrong sampai larut malam di belakang majlis. Sekarang ketemu busur panah, besok bisa apa lagi?” tegasnya dengan nada geram.
Menurutnya, penemuan ini tak bisa dianggap sepele. Keberadaan senjata tajam semacam ini mengindikasikan adanya aktivitas yang berpotensi membahayakan keamanan lingkungan. “Sekarang banyak kelompok yang terpengaruh budaya gengster. Kalau sudah begini, siapa yang mau bertanggung jawab?” katanya.
Ustadz Abi Kandar juga menyoroti lemahnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka. Ia meminta agar setiap orang tua lebih disiplin dalam mendidik dan mengontrol pergaulan anak-anaknya.
“Saya minta kepada semua orang tua di sini, kalau anak kalian masih nongkrong di belakang majlis lewat jam 11 malam, segera tarik pulang! Jangan sampai kita kecolongan lagi,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Majlis Nurul Huda akan memperketat pengawasan di sekitar area majlis. Ustadz Abi Kandar juga berencana berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang.
Warga Kampung Damprit kini semakin waspada. Mereka berharap kejadian ini bisa menjadi peringatan keras bagi semua pihak, terutama para orang tua, agar lebih bertanggung jawab dalam mengasuh anak-anak mereka sebelum lingkungan benar-benar terjerumus dalam budaya kekerasan.
“di harapkan aparat Desa agar segera jalankan patroli kampung secara rutin! Keamanan desa adalah tanggung jawab bersama, jangan biarkan kejadian ini terulang.”
Komentar