oleh

Miris, Sistem Zonasi dan SPMB tak Berkeadilan, Gusthy Musyaffa’ Shiam tidak Masuk di SMAN Manapun

banner 468x60

FAKTAHUKUMNEWS, Indramayu – Sungguh menyedihkan nasibmu kawan, bagai pepatah bilang “malang tak dapat di tolak, untung tak dapat kau raih.”

Dia adalah Gusthy Musyaffa’ Shiam (14) putra dari Sudrajat (49), berharap anaknya dapat masuk sekolah di SMA Negeri.

banner 336x280

Namun pada Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jabar 2025 putranya tidak terjaring masuk dalam zonasi hingga akhirnya tidak di terima sekolah dimanapun.

Dari rasa sedih yang berkecamuk, akhirnya ia meluapkan kekecewaannya terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi karena menurutnya, aturan SPMB tidak berkeadilan bagi siswa yang di desanya tidak memiliki sekolah.

“Saya minta kepada pemangku kebijakan khususnya Gubernur Jabar. Pak Dedi Mulyadi tidak punya anak yang akan melanjutkan ke SMA Negeri, bapak juga tidak perlu repot mengurusi anak yang daftar tapi jutaan masyarakat Jawa Barat lainnya dengan segala kehidupan yang pas-pasan ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya,” ungkap Sudrajat dengan rasa kecewanya, pada Selasa (15/7/2025).

Dalam hal ini, ia juga turut membawa anaknya ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu untuk mengadukan hal tersebut.

Walau kewenangan SPMB tingkat SMA ada di Pemprov Jabar, tapi ia berharap pemerintah daerah bisa memberikan keadilan agar anaknya tidak putus sekolah.

“Makanya saya ingin ke Kantor Disdikbud Indramayu mengadukan ini,” pintanya.

Sudrajat menjelaskan, anaknya ingin melanjutkan sekolah ke SMA Negeri. Akan tetapi rumahnya yang berlokasi di Desa Pabean Udik, Kecamatan/Kabupaten Indramayu tidak terdapat SMA Negeri.

Sekolah paling dekat, lanjut dia adalah SMAN 1 Sindang dengan jarak sekitar 1,9 kilometer dari rumah, sekolah terdekat selanjutnya adalah SMAN 1 Indramayu.

Ia pun mendaftarkan anaknya di kedua pilihan sekolah tersebut baik pada pendaftaran tahap 1 dan tahap 2. Hanya saja, hasilnya semua tidak lolos.

“Dua-duanya gak diterima. Alasan dari pihak sekolah karena jaraknya jauh,” jelasnya..

Di Kantor Disdikbud Indramayu sendiri, Sudrajat tampak menitikkan air mata. Ia kemudian memeluk anaknya tersebut.

Sebagai orang tua, lanjut Sudrajat, ia bakal melakukan apapun demi masa depan anaknya. Ia pun ingin anaknya bisa mendapat pendidikan yang terbaik untuk masa depannya kelak.

“Sekarang saya harus menyekolahkan ke mana anak saya, karena pendaftaran secara sistem sekarang sudah tertutup,” ungkapnya bingung..

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *